Tuesday, March 1, 2016

Pewarnaan Alam

Tulisan dibawah ini diambil dari sumber lain:


TEKNIK EKSPLORASI ZAT PEWARNA ALAM DARI TANAMAN DI SEKITAR KITA UNTUK PENCELUPAN BAHAN TEKSTIL By:noor fitrihana

Menurut sumber diperolehnya zat warna tekstil digolongkan menjadi 2 yaitu: pertama, Zat Pewarna Alam (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari bahan-bahan alam pada umumnya dari hasil ekstrak tumbuhan atau hewan. Kedua, Zat Pewarna Sintesis (ZPS) yaitu Zat warna buatan atau sintesis dibuat dengan reaksi kimia dengan bahan dasar ter arang batu bara atau minyak bumi yang merupakan hasil senyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti benzena, naftalena dan antrasena. (Isminingsih, 1978).

Pada awalnya proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam. Namun, seiring kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis untuk tekstil maka semakin terkikislah penggunaan zat warna alam. Keunggulan zat warna sintetis adalah lebih mudah diperoleh , ketersediaan warna terjamin, jenis warna bermacam macam, dan lebih praktis dalam penggunaannya Meskipun dewasa ini penggunaan zat warna alam telah tergeser oleh keberadaan zat warna sintesis namun penggunaan zat warna alam yang merupakan kekayaan budaya warisan nenek moyang masih tetap dijaga keberadaannya khususnya pada proses pembatikan dan perancangan busana. Rancangan busana maupun kain batik yang menggunakan zat warna alam memiliki nilai jual atau nilai ekonomi yang tinggi karena memiliki nilai seni dan warna khas, ramah lingkungan sehingga berkesan etnik dan eksklusif. Dalam tulisan ini akan dijelaskan teknik eksplorasi zat warna alam dari tanaman di sekitar kita sebagai upaya pemanfaatan kekayaan sumberdaya alam yang melimpah sebagai salah satu upaya pelestarian budaya.

A. Zat Warna Alam untuk Bahan Tekstil 

Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga. Pengrajin-pengrajin batik telah banyak mengenal tumbuhan-tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil beberapa diantaranya adalah : daun pohon nila (indofera), kulit pohon soga tingi (Ceriops candolleana arn), kayu tegeran (Cudraina javanensis), kunyit (Curcuma), teh (The), akar mengkudu (Morinda citrifelia), kulit soga jambal (Pelthophorum ferruginum), kesumba (Bixa orelana), daun jambu biji (Psidium guajava). (Sewan Susanto,1973).

Bahan tekstil yang diwarnai dengan zat warna alam adalah bahan-bahan yang berasal dari serat alam contohnya sutera,wol dan kapas (katun). Bahan-bahan dari serat sintetis seperti polyester , nilon dan lainnya tidak memiliki afinitas atau daya tarik terhadap zat warna alam sehingga bahan-bahan ini sulit terwarnai dengan zat warna alam. Bahan dari sutera pada umumnya memiliki afinitas paling bagus terhadap zat warna alam dibandingkan dengan bahan dari kapas. 

Salah satu kendala pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam adalah ketersediaan variasi warnanya sangat terbatas dan ketersediaan bahannya yang tidak siap pakai sehingga diperlukan proses-proses khusus untuk dapat dijadikan larutan pewarna tekstil. Oleh karena itu zat warna alam dianggap kurang praktis penggunaannya. Namun dibalik kekurangannya tersebut zat warna alam memiliki potensi pasar yang tinggi sebagai komoditas unggulan produk Indonesia memasuki pasar global dengan daya tarik pada karakteristik yang unik, etnik dan eksklusif. Untuk itu, sebagai upaya mengangkat kembali penggunaan zat warna alam untuk tekstil maka perlu dilakukan pengembangan zat warna alam dengan melakukan eksplorasi sumber- sumber zat warna alam dari potensi sumber daya alam Indonesia yang melimpah. Eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif warna yang dihasilkan oleh berbagai tanaman di sekitar kita untuk pencelupan tekstil. Dengan demikian hasilnya dapat semakin memperkaya jenis –jenis tanaman sumber pewarna alam sehingga ketersediaan zat warna alam selalu terjaga dan variasi warna yang dihasilkan semakin beragam. Eksplorasi zat warna alam ini bisa diawali dari memilih berbagai jenis tanaman yang ada di sekitar kita baik dari bagian daun, bunga, batang, kulit ataupun akar . Sebagai indikasi awal, tanaman yang kita pilih sebagai bahan pembuat zat pewarna alam adalah bagian tanaman –tanaman yang berwarna atau jika bagian tanaman itu digoreskan ke permukaan putih meninggalkan bekas/goresan berwarna. Pembuatan zat warna alam untuk pewarnaan bahan tekstil dapat dilakukan menggunakan teknologi dan peralatan sederhana. 

B. Eksplorasi Zat Warna Alam dan Teknik Pencelupannya

Menurut R.H.MJ. Lemmens dan N Wulijarni-Soetjipto (1999) sebagian besar warna dapat diperoleh dari produk tumbuhan, pada jaringan tumbuhan terdapat pigmen tumbuhan penimbul warna yang berbeda tergantung menurut struktur kimianya. Golongan pigmen tumbuhan dapat berbentuk klorofil, karotenoid, flovonoid dan kuinon. Untuk itu pigmen – pigmen alam tersebut perlu dieksplorasi dari jaringan atau organ tumbuhan dan dijadikan larutan zat warna alam untuk pencelupan bahan tekstil. Proses eksplorasi dilakukan dengan teknik ekstraksi dengan pelarut air.

Proses pembuatan larutan zat warna alam adalah proses untuk mengambil pigmen – pigmen penimbul warna yang berada di dalam tumbuhan baik terdapat pada daun, batang, buah, bunga, biji ataupun akar. Proses eksplorasi pengambilan pigmen zat warna alam disebut proses ekstraksi. Proses ektraksi ini dilakukan dengan merebus bahan dengan pelarut air. Bagian tumbuhan yang di ekstrak adalah bagian yang diindikasikan paling kuat/banyak memiliki pigmen warna misalnya bagian daun, batang, akar, kulit buah, biji ataupun buahnya. Untuk proses ekplorasi ini dibutuhkan bahan – sebagai berikut: 1). Kain katun (birkolin) dan sutera, 2) Ekstrak adalah bahan yang diambil dari bagian tanaman di sekitar kita yang ingin kita jadikan sumber pewarna alam seperti : daun pepaya, bunga sepatu, daun alpokat, kulit buah manggis, daun jati, kayu secang, biji makutodewo, daun ketela pohon, daun jambu biji ataupun jenis tanaman lainnya yang ingin kita eksplorasi 3) Bahan kimia yang digunakan adalah tunjung (FeSO4) , tawas, natrium karbonat/soda abu (Na2CO3) , kapur tohor (CaCO3), bahan ini dapat di dapatkan di toko-toko bahan kimia. Peralatan yang digunakan adalah timbangan, ember, panci, kompor, thermometer , pisau dan gunting. Proses ekplorasi dan pencelupan zat warna alam adalah sebagai berikut:

C. Proses Ekstraksi Zat Warna Alam 

Dalam melakukan proses ekstraksi/pembuatan larutan zat warna alam perlu disesuaikan dengan berat bahan yang hendak diproses sehingga jumlah larutan zat warna alam yang dihasilkan dapat mencukupi untuk mencelup bahan tekstil. Banyaknya larutan zat warna alam yang diperlukan tergantung pada jumlah bahan tekstil yang akan diproses. Perbandingan larutan zat warna dengan bahan tekstil yang biasa digunakan adalah 1: 30. Misalnya berat bahan tekstil yang diproses 100 gram maka kebutuhan larutan zat warna alam adalah 3 liter. Beikut iniadalah langkah-langkah proses ekstraksi untuk mengeksplorasi zat pewarna alam dalam skala laboratorium:

1. Potong menjadi ukuran kecil – kecil bagian tanaman yang diinginkan misalnya: daun, batang , kulit atau buah. Bahan dapat dikeringkan dulu maupun langsung diekstrak. Ambil potongan tersebut seberat 500 gr. 

2. Masukkan potongan-potongan tersebut ke dalam panci. Tambahkan air dengan perbandingan 1:10. Contohnya jika berat bahan yang diekstrak 500gr maka airnya 5 liter.

3. Rebus bahan hingga volume air menjadi setengahnya (2,5liter). Jika menghendaki larutan zat warna jadi lebih kental volume sisa perebusan bisa diperkecil misalnya menjadi sepertiganya. Sebagai indikasi bahwa pigmen warna yang ada dalam tumbuhan telah keluar ditunjukkan dengan air setelah perebusan menjadi berwarna. Jika larutan tetap bening berarti tanaman tersebut hampir dipastikan tidak mengandung pigmen warna. 

4. Saring dengan kasa penyaring larutan hasil proses ekstraksi tersebut untuk memisahkan dengan sisa bahan yang diesktrak (residu). Larutan ekstrak hasil penyaringan ini disebut larutan zat warna alam. Setelah dingin larutan siap digunakan.

D. Persiapan Pencelupan Dengan Zat Warna Alam. 

Sebelum dilakukan pencelupan dengan larutan zat warna alam pada kain katun dan sutera perlu dilakukan beberapa proses persiapan sebagai berikut:

1. Proses mordanting

Bahan tekstil yang hendak diwarna harus diproses mordanting terlebih dahulu. Proses mordanting ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik zat warna alam terhadap bahan tekstil serta berguna untuk menghasilkan kerataan dan ketajaman warna yang baik. Proses mordanting dilakukan sebagai berikut:

a. Potong bahan tekstil sebagai sampleuntuk diwarna dengan ukuran 10 X 10 Cm atau sesuai keinginan sebanyak tiga lembar.

b Rendam bahan tekstil yang akan diwarnai dalam larutan 2gr/liter sabun netral (sabun sunlight batangan) atau TRO (Turkey Red Oil). Artinya setiap 1 liter air yang digunakan ditambahkan 2 gram sabun netral atau TRO. Perendaman dilakukan selama 2 jam. Bisa juga direndam selama semalam. Setelah itu bahan dicuci dan dianginkan. 

c. Untuk bahan kain kapas : Buat larutan yang mengandung 8 gram tawas dan 2 gram soda abu (Na2CO3) dalam setiap 1 liter air yang digunakan. Aduk hingga larut. Rebus larutan hingga mendidih kemudian masukkan bahan kapas dan direbus selama 1jam. Setelah itu matikan api dan kain kapas dibiarkan terendam dalam larutan selama semalam. Setelah direndam semalaman dalam larutan tersebut, kain diangkat dan dibilas (jangan diperas) lalu dikeringkan dan disetrika. Kain kapas tersebut siap dicelup 

d. Untuk bahan sutera at: Buat larutan yang mengandung 8 gram tawas dalam setiap 1 liter air yang digunakan, aduk hingga larut. Panaskan larutan hingga 60ºC kemudian masukkan bahan sutera atau wol dan proses selama 1 jam dengan suhu larutan dijaga konstan (40 – 60ºC ). Setelah itu hentikan pemanasan dan kain dibiarkan terendam dalam larutan selama semalam. Setelah direndam semalaman dalam larutan tersebut, kain diangkat dan dibilas (jangan diperas) lalu dikeringkan dan disetrika. Kain sutera yang telah dimordanting tersebut siap dicelup dengan larutan zat warna alam. 

2. Pembuatan larutan fixer (pengunci warna)

Pada proses pencelupan bahan tekstil dengan zat warna alam dibutuhkan proses fiksasi (fixer) yaitu proses penguncian warna setelah bahan dicelup dengan zat warna alam agar warna memiliki ketahanan luntur yang baik. Ada 3 jenis larutan fixer yang biasa digunakan yaitu tunjung (FeSO4), tawas, atau kapur tohor (CaCO3).. Untuk itu sebelum melakukan pencelupan kita perlu menyiapkan larutan fixer terlebih dengan dengan cara : 

a. Larutan fixer tunjung : Larutkan 50 gram tunjung dalam tiap liter air yang digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya.

b. Larutan fixer Tawas : Larutkan 50 gram tawas dalam tiap liter air yang digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya.

c. Larutan fixer Kapur tohor : Larutkan 50 gram kapur tohor dalam tiap liter air yang digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya.

3. Proses Pencelupan Dengan Zat Warna Alam

Setelah bahan dimordanting dan larutan fixer siap maka proses pencelupan bahan tekstil dapat segera dilakukan dengan jalan sebagai berikut:

1. Siapkan larutan zat warna alam hasil proses ekstraksi dalam tempat pencelupan .

2. Masukkan bahan tekstil yang telah dimordanting kedalam larutan zat warna alam dan diproses pencelupan selama 15 – 30 menit.

3. Masukkan bahan kedalam larutan fixer bisa dipilih salah satu antara tunjung , tawas atau kapur tohor. Bahan diproses dalam larutan fixer selama 10 menit. Untuk mengetahui perbedaan warna yang dihasilkan oleh masing – masing larutan fixer maka proses 3 lembar kain pada larutan zat warna alam setelah itu ambil 1 lembar difixer pada larutan tunjung, 1 lembar pada larutan tawas dan satunya lagi pada larutan kapur tohor. 

4. Bilas dan cuci bahan lalu keringkan. Bahan telah selesai diwarnai dengan larutan zat warna alam.

5. Amati warna yang dihasilkan dan perbedaan warna pada bahan tekstil setelah difixer dengan masing-masing larutan fixer. Pada umumnya hampir semua jenis zat warna alam mampu mewarnai bahan dari sutera dengan baik , namun tidak demikian dengan bahan dari kapas katun. (berdasar beberapa eksperimen yang telah dilakukan penulis).

6. Lakukan pengujian-pengujian kualitas yang diperlukan (ketahanan luntur warna dan lainnya

7. Simpulkan potensi tanaman yang diproses (diekstrak) sebagai sumber zat pewarna alam untuk mewarnai bahan tekstil. 

Dengan banyak melakukan eksperimentasi untuk mengeksplorasi kandungan pigmen warna dalam tanaman maka akan sangat memperkaya jenis zat warna alam yang kita miliki. Eksperimen dapat dimulai dari memilih jenis tanaman di lingkungan sekitar anda yang sekiranya belum dimanfaatkan untuk kepentingan lain (untuk obat,tanman hias dan lainnya). Potensi sumber daya alam Indonesia yang melimpah merupakan faktor pendukung yang dapat dimanfaatkan. Produk tekstil dengan zat pewarna alam ini banyak disukai karena keunggulannya selain ramah lingkungan juga warna – warna yang dihasilkan sangat khas dan etnik sehingga memiliki nilai jual yang tinggi . Produk tekstil dengan zat warna alam dapat dijadikan potensi unggulan produk daerah di pasar global. Untuk pengembangan penggunaan zat warna alam perlu dilakukan melalui penelitian –penelitian untuk mendapatkan hasil yang semakin baik.

diterbitkan di majalah WUNY: LPM UNY

Friday, September 5, 2014

i am My OwN EneMY

The deeper i go into myself, the more I realize that I am my own enemy. I have to fight the fear inside, the greed inside, the arrogance, the anger..all are inside me.. The battles are running 24 hours a day... Even when we sleep and have a dream That is why meditate and shalat make it easier to win these battle. (Memaknai Al Fatihah)

Tuesday, May 20, 2014

Got a new one- broken- fixing- makeover- make it new again

Saya baru sadar- bahwa proses ini mesti kita lakuksn terhadap apapun yg terjadi disekitar kita. Saya termasuk lahir di generasi mudah- perang sudah lewat- ekonomi sudah baik. Berpendidikan tinggi- berpenghasilan/ berkarier - berposisi/ uang ada- segalla seolah2 cuman masalah management- planning , organising, actuating, control- what ever doesnt serve you well get rid ! Begitu katanya.. Berbeda dengan ibu saya, dia tidak mau buang, semuanyang rusak dia benahi dan kemudian dipakai lagi , rusak, benahi dan terus begitu. Saya beruntung, saya diberikan rasa melankolis terhadap barang2 yang Pernah sayanpakai, yang pernah menemani saya dari awal merasa bodoh hingga merasa lumayan bisa seperti kamera, camcoder, hp , yang pernah bikin saya merasa cantik seperti perhiasan, kain Batik, baju; yang memberi rasa dan mempunyai cerita seperti buku, foto, benda2 sejarah dari ibu dan nenek saya Bila mereka rusak saya akan bingung hendak diapakan, karna rasanya kasihan ynyuk membuang- kata kawan saya itu rasa melankolis yang aneh, tp itulah saya. Jangan salah sangka saya penyimoan dan oenimbun sampah, hanya benda2 bercerita lah yang berharga. Belakangan inilah saya mulsi tergugah untuk me/rrinvented/ atau melakukan sesuatu hingga bukan hanya menyimpan benda2 lama yang punya kenangsn itu tapi memperbaiki dan memodifikasi supaya mengikuti keadaan sekarang spt furniture dan baju2 lama/ warna dirubah detil diperbaiki dan hasilnya jadi serasa dia baru tapi kenangan lama masih melekat disitu, ah senangnya! Perbaiki! Modifikasi bila perlu! Jangan dengan midahnya membuang tanpa terima Kasih dan tanpa memperhitungkan betapa berharganya kenangan dan bergunanya dia dulu; pikirkan! Dia pernah membentuk diri kita, manambah nilai diri, menambah percaya diri dan banyak lagi Saya senang berpikir bahwa proses ini amat sama dengan hampir semua hal yang kita temui dalam hidup. dan rasa puas dan terpenuhi selalu muncul deras saat kita memelihara, bila bermasalah akan disekesaikanmasalah itu, dan menjadi baik lagi dan terus begitu . Perkawinan pun spt itu rasanya, seharusnya bukan hanya saling mencintai dan tidak mencintai lagi- seharusnya saling Mencintai ... Problem... Tidak saling mencintai lagi... Perbaiki... Untuk saling Mencintai lagi. Perkawanan, dan hubungan dalam bentuk apapun semua begitu- gila gilau dia saat dia gress cantik menawan dan membara, pelihara dia agar tudak mudah rusak, jangan tinggalkan begitu saja bila dia rusak, perbaiki atau modifikasi - sesuatu yang pernah berharga itu akan selalu berharga. Kecuali... Dia berubah jadi merusak diri kita Itu tanggung jawab dalam hidup, bagi saya.

Sunday, May 11, 2014

Sakit itu mati – sakit itu juga hidup… yang sehidup-hidupnya!



Semenjak dulu saya sakit-sakitan,
Semenjak keci, remaja, kuliah, kerja – dan terakhir dokter bilang saya Lupus.
Jangan salah sangka dengan berpikir Lupus yang saya punya dengan penderitaan dan ketabahan yang habis-habisan, saya berani bilang ini biasa-biasa saja – dan bukan dengan perasaan takabur itu di bilang biasa – tapi memang yang saya alami biasa aja. Prosesnya adalah sakit- lemah- lesu-tidak bertenaga – mau tidur terus – badan sakit semua , kadang napas terasa sakit , kadang bagian badan juga sakit digerakkan– seperti bila demam tinggi – hanya saja proses itu lebih sering dialami  terlebih kalau kecapaian, dan lupa minum obat dan sebab lain yang gak diketahui.

Bahaya dari penyakit ini adalah infeksi, dan serangan imun ke organ badan lain seperti ginjal, lever, paru-paru, dan yang pasti persendian dan rematik akan dialami di tahun2 mendatang.

Semua sudah dibayangkan, dan sudah di persiapkan – walaupun belum tentu pas terjadi saya tetap akan tabah karna sudah dibayangkan, saya sadar itu!

Tapi dengan sadar saya  membangun rasa dan cara berpikir yang akan menemani  saya untuk melewati apa yang diperkirakan akan terjadi nanti.

Dalam hitungan probabilitas saya berpikir probabilitas saya hidup akan lebih kecil disbanding  orang-orang yang sehat.
Ini lagi-lagi bukan takabur ataupun berpikir melewati kehendak Tuhan,
stop-lah menasehati saya dengan bilang : “Umur ditangan Tuhan”.., karna saya tau itu !saya imani itu!  dan saya pikirkan itu beratus-ratus kali dan sudah menjadi keyakinan bahwa : “ Tuhan memberi manusia  HIDUP!  karna itu jalani HIDUP!  hingga sang Empunya HIDUP memintanya kembali, dan
KEMATIAN bukan urusan manusia karna belum diberi NYA, jadi uruslah yang HIDUP sebaik mungkin, pertahankansebisa mungkin, jadikan HIDUP itu HIDUP” saya percaya itu cara mainnya.

Pernahkah terpikir, bahwa orang-orang seperti saya adalah orang2 yang dicintai Nya – bayangkan, adalah kenyataan yang ditunjukkan langsung oleh Nya ketika berpuluhan kali saya harus berpikir dan menerima ternyata tubuh saya dan kekuatan  didalamnya jauh diluar mau saya.  Teori yang bilang bahwa “Pikiran kita bisa menentukan dan mengontrol apapun” adalah tidak benar! Karna ada kekuatan yang lebih besar dari Pikiran manusia yang  meng-kontrol itu semua.
Semangat saya akan hilang! Mau saya akan menjadi hal yang nisbi saat tenaga dalam badan ini hilang – itulah kenyataan! Itu membuat saya pasrah, dan sadar betapa pentingnya masa-masa yang tersisa di sini.
Bukan teori lagi untuk berkata:”LAKUKAN HARI INI”  karna hari ini saya di beri “BISA”  melakukan! besok mungkin saya lunglai, itu terjadi! Dan itu bukan teori!

Bayangkan, bahwa DIA betul2 memberi tahu dengan nyata bahwa besok adalah hanya konsep waktu buatan manusia, yang belum tentu ada – dan sungguh itu bukan kuasa kita mengatakan:” BESOK SAJA!”

Dengan sakit yang berkepanjangan, saya betul sadar akan keterbatasan waktu, sadar bahwa besok adalah kemewahan, bilapun besok ada kemewahan itu pun mungkin tidak terlalu mewah, karna kemungkinan gerak saya akan sangat terbatas, ah tapi tidak…..bila besok ada walau dengan keterbatasn gerak, HIDUP akan tetap merupakan  kemewahan yang disyukuri habis-habisan.

Dengan sakit saya merasa HIDUP! 
Saya bersemangat melakukan ini itu yang mungkin besok tidak lagi bisa dilakukan, dengan Sakit berkepanjangan MATI sudah tidak lagi menakutkan, seolah dia hanya ada di sisi horizon lain di sebrang laut sana- ada tapi tidak terlihat karna dimensi dan pandangan kita yang terbatas, nyaris MATI jadi sering berkunjung, kita sudah mengawali perkenalan dengan MATI lebih dulu dari mereka-mereka yang sehat wal afiat, yang berpikir MUDA adalah equivalent dengan banyak waktu, yang berpikir, MATI itu karna suatu sebab, tapi sudahlah!  sungguh MATI bukan urusan manusia – tak usah bicara banyak dan berfilsafat mengenai kematian .

Mungkin saya ada di sebrang mereka yang berkata “ Hidup untuk mempersiapkan MATI”.
Karna saya berpikir mati tidak berpangkat lebih tinggi dari HIDUP.

Bila demikian mengapa hidup diberikan? Mengapa pilihan diberikan di dalam hidup? Mengapa cobaan diberikan dalam hidup? Mengapa kebahagiaan dan kenestapaan juga ada di hidup? Itu semua menunjukkan betapa sulitnya hidup. Pilihan harus dibuat untuk menjadi benar atau salah. Konsekwensi tercipta dari pilihan – HIDUP adalah masalah yang sulit dan rumit! Semua yang tercipta di kehidupan berkembang dan tumbuh, manusia ditempa untuk mengambil sikap, mengasah kearifan keputusan-keputusan yang diambil, agar semua menjadi “BAIK”.

Mati – saya tidak tau apa yang akan terjadi.

Atas nama keimanan- saya terima cerita alam barzah dan hari pembalasan. Ada surga ada neraka. Selamanya? Artinya didunia buruk maka akan masuk neraka selamanya? Didunia  suci maka surga balasanya , selamanya?
MUDAH BUKAN?  Tak ada pilihan pembenahan, tidak juga pembelajaran.
MATI tidak lebih tinggi tingkatannya dari hidup, konsekwensinya begitu sederhana dan MUDAH.
Maaf! Sungguh! MATI bukan urusan kita, sesungguhnya kita tidak tau!
HIDUP adalah lah urusan saya saat ini!  karna itu yang dimiliki dan diberi. 
Jalani HIDUP sebaik mungkin, BAIK dalam artian diri masing-masing, bukan dalam artian yang dimiliki orang, yang digariskan masyarakat. 
Jangan pedulikan DOGMA! 
Bagaimana kalau tidak ada Surga atau Neraka?
Jalani saja sebaik mungkin! demi HIDUP itu sendiri, bukan demi SURGA juga bukan demi NERAKA

Monday, March 10, 2014

Happy Birthday to ME-2014






birthday kiss from Tania - scene yang tidak candid ini diulang ampe 3 kali karna si pemotret 'Indra' gagal terus ;-)

Saya hr ini berkontemplasi .

Dan kenyataannya mmg hanya satu yg dirasakan akan hari2 kemaren yaitu bersyukur atas semua drama yang di plot utk sy oleh Nya. Dan dimasa berikutnya bertekat utk tidak membiarkan keadaan membuat berkeluh kesah . 


Bila hidup dianalogikan dgn dansa di lantai dansa (nyontek analogi orang) maka saya memilih utk terus menari tanpa peduli dengan lagu yang di mainkan oleh "Sang DJ" Yang Maha Agung. tentu aja saya akan bilang: "DJ"..saya seneng klo disediakan lagu2 80's saturday night fever dong..; 

saya punya gaya andalan John Travolta, 
moments in 2013-March2014
tp akan saya coba dansa berayun2 klau memang lagu yg dipasang "slow"; 
saya gak bisa tanggo jadi saya akan injak sana dan sini kalau disuruh tanggo tp berusaha begaya tanggo, 
saya gak suka dangdut, dan merasa konyol kalau disuruh joget- tp ketika kemaren saya harus joget.. saya joget!! dan ternyata Lucu juga walau tetep merasa konyol, 
saya suka klasik dan dentuman BACH tp kalau Chopin yang dipilih saya tetap duduk manis dan berusaha tidak bosan akan komposisi yang terlalu manis utk saya itu, 
saya beneran pusing serasa mau pingsan klo denger heavymetal, tapi ya  sudahlah klo Itu yang dipasang, maaf  saya tutup kuping dan tetep mau joged disco ala '80' . 
Namun saya tetap akan di lantai dansa- dan saya akan lakukan yang bisa saya lakukan, 

found this in Tania's instagram 

saya akan pilih crowdnya, saya pilih kawan2 dansanya, saya pilih sepatu dansa yang tidak licin, saya pilih baju saya dengar warna kesukaan saya ,saya pilih semua yang bisa membantu dan yang mempunyai maksud sama yaitu: berdansa terus apapun musik yang dipilih untuk kita.sampai "sang Dj" mengatakan: selesai! 

birthday letter from Tania
dan lagu "thank u mr dj" dipasang. Itu artinya waktunya kita pulang. Dan biasanya kita pulang dengan lega dan puas - karna tadi kita tetap bersuka cita di atas lantai dansa. percaya bahwa 'DJ' telah berbuat yang terbaik.Gak peduli lagu apa yang disetel...- Happy Birthday Upi, I feel blessed.

Tuesday, December 31, 2013

2013 - 2014 (late posting)



Happy new year to all families, friends, everybody , anybody - who had given colour, share laugh, quarrel, argument. Walk along, run together when we are scared- spent time hearing my omelan- sent jokes - and sit together  to have a nonsense conversation.

In 2013 - home is become the most home to me; bed is my best companion; 
Saya sadar dan sedikit demi sedikit mahfum akan keterbatasan2 yang baru muncul dan belajar untuk 'ridha' ...- bahwa semua ada waktunya- bahwa bila diberi maka apa yang tertunda akan terlaksana- bahwa kalimat 'insyaallah' menjadi begitu nyata- dan kata2 'ridha' amat membuat tenang.

i'm eager to face this new year of 2014. Saya tidak sabar untuk menghadapi 2014- bila diberi 2014 akan dijadikan tahun  'telusurjejak' yang berarti dalam hidup.

Dan seperti biasa setiap tahun kata2: 'TRY ME !' Selalu diucapkan dengan lantang.

Bukan! ....Bukan untuk sombong  diri,  tapi  lebih untuk penyemangat sewaktu menghadapi cobaan Nya. 
Bahwa saya tidak takut dan tidak mau putus asa  bila cobaan Nya diberikan, 
bahwa saya akan berjuang menghadapinya dan ingin menang, 
dan saya tidak akan sesali, saya akan  hadapi sampai akhir, 
namun Saya akan berikan bila diminta Nya kembali.


Sunday, May 27, 2012

Ukuran Cetak Foto

Penting banget untuk saya untuk tahu seberapa foto untuk dicetak - karna ukuran tembok yang tersedia,ukuran frame yang tersedia, bagaimana dampak dominasi foto akan terlihat, kesan apa yang mau dimunculkan , ering tergantung dari besarnya cetakan foto. Jadi saya akan sudah tahu berapa kira-kira besarnya foto akan dicetak kalau datang ke tempat cetak - bukannya sampai disana dan baru bingung ingin mencetak sebesar apa. Kemuadian, ukuran foto akan saya setting di foto shop sesuai dengan setting ukuran yang diinginkan, jadi saya tidak akan membiarkan pencetak yang mengedit foto saya, dengan begitu saya punya kemauan penih akan bagaimana meng-CROP gambar, meletakkan Subyek foto saya, bagian mana yang boleh dihilangkan, dan bagian mana yang harus ada - semua adalah mau saya. KArna itu ukuran tepatnya cetak foto sangat diperlukan. Dibawah ini adalah ukuran Standard untuk cetak ukuran besar foto: Standard untuk cetak ukuran besar : 16R = 16 x 20 inchi = 40,64 x 50,8 cm 20R = 20 x 24 inchi = 50,8 x 60,96 cm 24R = 24 x 31,5 inchi = 60,96 x 80 cm 30R = 30 x 40 inchi = 75 x 100 cm Untuk cetak ukuran besar biasanya ukuran format nR jarang digunakan, karena ukurannya agak menyulitkan dalam proses pembuatan bingkai. Ukuran yang lazim digunakan untuk cetak ukuran besar adalah sbb : 40 cm x 50 cm 40 cm x 60 cm 50 cm x 60 cm 60 cm x 80 cm 60 cm x 90 cm Pihak cetak foto biasanya akan mempunyai standard DPI yang dipakai, dan itu biasanya 300 DPI, kemudian mereka akan bicara mengenai resolus, pixel, dsb. Gak perlu pusing mengenai itu - mereka akan bantu setting ukuran tersebut, namun untuk tahu mengenai itu menyenangkan juga kok. Apasih resolusi dan densitas foto? Besar Resolusi biasa disebut dengan pixel menandakan banyaknya titik yang ada dalam suatu area gambar. Semisal foto dengan resolusi 1600×1200 berarti ada 1600 titik di horizontal dan 1200 titik di vertikal. 1 MegaPixel artinya artinya dalam area tersebut terdapat 1 juta titik dengan kerapatan yang seragam. Densitas foto biasa disebut dengan dpi menandakan tingkat kerapatan dari titik – titik tersebut dalam suatu satuan ukuran inch (dot per inch). Misalnya kita selama ini mendengar ada printer berkemampuan cetak dengan densitas 300dpi artinya printer tersebut memiliki kemampuan untuk mencetak sebanyak 300 titik sepanjang garis 1 inch (2,54cm). Terkait dengan hal – hal diatas, maka kita patut mengetahui juga bahwa mesin cetak foto itu biasanya berkemampuan densitas 300dpi sehingga kita akhirnya sering memakai patokan ini sebagai standard densitas minimum yang diperlukan baik untuk mencetak di laboratorium foto ataupun dengan printer sendiri. Misalnya ukuran 4R dalam hal ini, yaitu : 10,2×15,2cm (10,2cm : 2,54) x 300dpi = 1204 titik atau pixel (15,2cm : 2,54) x 300dpi = 1795 titik atau pixel. Dengan ini berarti kita mengetahui bahwa resolusi minimum yang dibutuhkan untuk mencetak 4R adalah 1795 x 1204 pixel. Untuk ukuran-ukran lain resolusi yang diperlukan adalah sbb : 3R = 8,9 x 12,7cm @300 dpi = 1051×1500 pixel 4R = 10,2 x 15,2cm @300 dpi = 1205×1795 pixel 5R = 12,7 x 17,8cm @300 dpi = 1500×2102 pixel 6R = 15,2 x 21,6cm @300 dpi = 1795×2551 pixel 8R = 20,3 x 25,4cm @300 dpi = 2398×3000 pixel 8R Plus = 20,3 x 30,5cm @300 dpi = 2398×3602 pixel 10R = 25,4 x 30,5cm @300 dpi = 3000×3602 pixel 10R Plus = 25,4 x 38,1cm @300 dpi = 3000 x 4500 pixel