Sunday, May 11, 2014

Sakit itu mati – sakit itu juga hidup… yang sehidup-hidupnya!



Semenjak dulu saya sakit-sakitan,
Semenjak keci, remaja, kuliah, kerja – dan terakhir dokter bilang saya Lupus.
Jangan salah sangka dengan berpikir Lupus yang saya punya dengan penderitaan dan ketabahan yang habis-habisan, saya berani bilang ini biasa-biasa saja – dan bukan dengan perasaan takabur itu di bilang biasa – tapi memang yang saya alami biasa aja. Prosesnya adalah sakit- lemah- lesu-tidak bertenaga – mau tidur terus – badan sakit semua , kadang napas terasa sakit , kadang bagian badan juga sakit digerakkan– seperti bila demam tinggi – hanya saja proses itu lebih sering dialami  terlebih kalau kecapaian, dan lupa minum obat dan sebab lain yang gak diketahui.

Bahaya dari penyakit ini adalah infeksi, dan serangan imun ke organ badan lain seperti ginjal, lever, paru-paru, dan yang pasti persendian dan rematik akan dialami di tahun2 mendatang.

Semua sudah dibayangkan, dan sudah di persiapkan – walaupun belum tentu pas terjadi saya tetap akan tabah karna sudah dibayangkan, saya sadar itu!

Tapi dengan sadar saya  membangun rasa dan cara berpikir yang akan menemani  saya untuk melewati apa yang diperkirakan akan terjadi nanti.

Dalam hitungan probabilitas saya berpikir probabilitas saya hidup akan lebih kecil disbanding  orang-orang yang sehat.
Ini lagi-lagi bukan takabur ataupun berpikir melewati kehendak Tuhan,
stop-lah menasehati saya dengan bilang : “Umur ditangan Tuhan”.., karna saya tau itu !saya imani itu!  dan saya pikirkan itu beratus-ratus kali dan sudah menjadi keyakinan bahwa : “ Tuhan memberi manusia  HIDUP!  karna itu jalani HIDUP!  hingga sang Empunya HIDUP memintanya kembali, dan
KEMATIAN bukan urusan manusia karna belum diberi NYA, jadi uruslah yang HIDUP sebaik mungkin, pertahankansebisa mungkin, jadikan HIDUP itu HIDUP” saya percaya itu cara mainnya.

Pernahkah terpikir, bahwa orang-orang seperti saya adalah orang2 yang dicintai Nya – bayangkan, adalah kenyataan yang ditunjukkan langsung oleh Nya ketika berpuluhan kali saya harus berpikir dan menerima ternyata tubuh saya dan kekuatan  didalamnya jauh diluar mau saya.  Teori yang bilang bahwa “Pikiran kita bisa menentukan dan mengontrol apapun” adalah tidak benar! Karna ada kekuatan yang lebih besar dari Pikiran manusia yang  meng-kontrol itu semua.
Semangat saya akan hilang! Mau saya akan menjadi hal yang nisbi saat tenaga dalam badan ini hilang – itulah kenyataan! Itu membuat saya pasrah, dan sadar betapa pentingnya masa-masa yang tersisa di sini.
Bukan teori lagi untuk berkata:”LAKUKAN HARI INI”  karna hari ini saya di beri “BISA”  melakukan! besok mungkin saya lunglai, itu terjadi! Dan itu bukan teori!

Bayangkan, bahwa DIA betul2 memberi tahu dengan nyata bahwa besok adalah hanya konsep waktu buatan manusia, yang belum tentu ada – dan sungguh itu bukan kuasa kita mengatakan:” BESOK SAJA!”

Dengan sakit yang berkepanjangan, saya betul sadar akan keterbatasan waktu, sadar bahwa besok adalah kemewahan, bilapun besok ada kemewahan itu pun mungkin tidak terlalu mewah, karna kemungkinan gerak saya akan sangat terbatas, ah tapi tidak…..bila besok ada walau dengan keterbatasn gerak, HIDUP akan tetap merupakan  kemewahan yang disyukuri habis-habisan.

Dengan sakit saya merasa HIDUP! 
Saya bersemangat melakukan ini itu yang mungkin besok tidak lagi bisa dilakukan, dengan Sakit berkepanjangan MATI sudah tidak lagi menakutkan, seolah dia hanya ada di sisi horizon lain di sebrang laut sana- ada tapi tidak terlihat karna dimensi dan pandangan kita yang terbatas, nyaris MATI jadi sering berkunjung, kita sudah mengawali perkenalan dengan MATI lebih dulu dari mereka-mereka yang sehat wal afiat, yang berpikir MUDA adalah equivalent dengan banyak waktu, yang berpikir, MATI itu karna suatu sebab, tapi sudahlah!  sungguh MATI bukan urusan manusia – tak usah bicara banyak dan berfilsafat mengenai kematian .

Mungkin saya ada di sebrang mereka yang berkata “ Hidup untuk mempersiapkan MATI”.
Karna saya berpikir mati tidak berpangkat lebih tinggi dari HIDUP.

Bila demikian mengapa hidup diberikan? Mengapa pilihan diberikan di dalam hidup? Mengapa cobaan diberikan dalam hidup? Mengapa kebahagiaan dan kenestapaan juga ada di hidup? Itu semua menunjukkan betapa sulitnya hidup. Pilihan harus dibuat untuk menjadi benar atau salah. Konsekwensi tercipta dari pilihan – HIDUP adalah masalah yang sulit dan rumit! Semua yang tercipta di kehidupan berkembang dan tumbuh, manusia ditempa untuk mengambil sikap, mengasah kearifan keputusan-keputusan yang diambil, agar semua menjadi “BAIK”.

Mati – saya tidak tau apa yang akan terjadi.

Atas nama keimanan- saya terima cerita alam barzah dan hari pembalasan. Ada surga ada neraka. Selamanya? Artinya didunia buruk maka akan masuk neraka selamanya? Didunia  suci maka surga balasanya , selamanya?
MUDAH BUKAN?  Tak ada pilihan pembenahan, tidak juga pembelajaran.
MATI tidak lebih tinggi tingkatannya dari hidup, konsekwensinya begitu sederhana dan MUDAH.
Maaf! Sungguh! MATI bukan urusan kita, sesungguhnya kita tidak tau!
HIDUP adalah lah urusan saya saat ini!  karna itu yang dimiliki dan diberi. 
Jalani HIDUP sebaik mungkin, BAIK dalam artian diri masing-masing, bukan dalam artian yang dimiliki orang, yang digariskan masyarakat. 
Jangan pedulikan DOGMA! 
Bagaimana kalau tidak ada Surga atau Neraka?
Jalani saja sebaik mungkin! demi HIDUP itu sendiri, bukan demi SURGA juga bukan demi NERAKA

No comments:

Post a Comment