Semenjak dulu saya sakit-sakitan,
Semenjak keci, remaja, kuliah, kerja – dan terakhir dokter
bilang saya Lupus.
Jangan salah sangka dengan berpikir Lupus yang saya punya
dengan penderitaan dan ketabahan yang habis-habisan, saya berani bilang ini
biasa-biasa saja – dan bukan dengan perasaan takabur itu di bilang biasa – tapi
memang yang saya alami biasa aja. Prosesnya adalah sakit- lemah- lesu-tidak
bertenaga – mau tidur terus – badan sakit semua , kadang napas terasa sakit ,
kadang bagian badan juga sakit digerakkan– seperti bila demam tinggi – hanya
saja proses itu lebih sering dialami
terlebih kalau kecapaian, dan lupa minum obat dan sebab lain yang gak
diketahui.
Bahaya dari penyakit ini adalah infeksi, dan serangan imun
ke organ badan lain seperti ginjal, lever, paru-paru, dan yang pasti persendian
dan rematik akan dialami di tahun2 mendatang.
Semua sudah dibayangkan, dan sudah di persiapkan – walaupun
belum tentu pas terjadi saya tetap akan tabah karna sudah dibayangkan, saya
sadar itu!
Tapi dengan sadar saya membangun rasa dan cara berpikir yang akan
menemani saya untuk melewati apa yang
diperkirakan akan terjadi nanti.
Dalam hitungan
probabilitas saya berpikir probabilitas saya hidup akan lebih kecil disbanding orang-orang yang sehat.
Ini lagi-lagi bukan takabur ataupun berpikir melewati
kehendak Tuhan,
stop-lah menasehati saya dengan bilang : “Umur ditangan
Tuhan”.., karna saya tau itu !saya imani itu!
dan saya pikirkan itu beratus-ratus kali dan sudah menjadi keyakinan
bahwa : “ Tuhan memberi manusia
HIDUP! karna itu jalani HIDUP! hingga sang Empunya HIDUP memintanya kembali, dan
KEMATIAN bukan urusan manusia karna belum diberi NYA, jadi
uruslah yang HIDUP sebaik mungkin, pertahankansebisa mungkin, jadikan HIDUP itu
HIDUP” saya percaya itu cara mainnya.
Pernahkah terpikir, bahwa orang-orang seperti saya adalah
orang2 yang dicintai Nya – bayangkan, adalah kenyataan yang ditunjukkan
langsung oleh Nya ketika berpuluhan kali saya harus berpikir dan menerima
ternyata tubuh saya dan kekuatan
didalamnya jauh diluar mau saya. Teori yang bilang bahwa “Pikiran kita bisa
menentukan dan mengontrol apapun” adalah tidak benar! Karna ada kekuatan yang
lebih besar dari Pikiran manusia yang
meng-kontrol itu semua.
Semangat saya akan hilang! Mau saya akan menjadi hal yang
nisbi saat tenaga dalam badan ini hilang – itulah kenyataan! Itu membuat saya
pasrah, dan sadar betapa pentingnya masa-masa yang tersisa di sini.
Bukan teori lagi untuk berkata:”LAKUKAN HARI INI” karna hari ini saya di beri “BISA” melakukan! besok mungkin saya lunglai, itu
terjadi! Dan itu bukan teori!
Bayangkan, bahwa DIA betul2 memberi tahu dengan nyata bahwa
besok adalah hanya konsep waktu buatan manusia, yang belum tentu ada – dan
sungguh itu bukan kuasa kita mengatakan:” BESOK SAJA!”
Dengan sakit yang berkepanjangan, saya betul sadar akan
keterbatasan waktu, sadar bahwa besok adalah kemewahan, bilapun besok ada
kemewahan itu pun mungkin tidak terlalu mewah, karna kemungkinan gerak saya
akan sangat terbatas, ah tapi tidak…..bila besok ada walau dengan keterbatasn
gerak, HIDUP akan tetap merupakan
kemewahan yang disyukuri habis-habisan.
Dengan sakit saya merasa HIDUP!
Saya bersemangat melakukan
ini itu yang mungkin besok tidak lagi bisa dilakukan, dengan Sakit
berkepanjangan MATI sudah tidak lagi menakutkan, seolah dia hanya ada di sisi
horizon lain di sebrang laut sana- ada tapi tidak terlihat karna dimensi dan
pandangan kita yang terbatas, nyaris MATI jadi sering berkunjung, kita sudah
mengawali perkenalan dengan MATI lebih dulu dari mereka-mereka yang sehat wal
afiat, yang berpikir MUDA adalah equivalent dengan banyak waktu, yang berpikir,
MATI itu karna suatu sebab, tapi sudahlah! sungguh MATI bukan urusan manusia – tak usah
bicara banyak dan berfilsafat mengenai kematian .
Mungkin saya ada di sebrang mereka yang berkata “ Hidup
untuk mempersiapkan MATI”.
Karna saya berpikir mati tidak berpangkat lebih tinggi dari
HIDUP.
Bila demikian mengapa hidup diberikan? Mengapa pilihan
diberikan di dalam hidup? Mengapa cobaan diberikan dalam hidup? Mengapa kebahagiaan
dan kenestapaan juga ada di hidup? Itu semua menunjukkan betapa sulitnya hidup.
Pilihan harus dibuat untuk menjadi benar atau salah. Konsekwensi tercipta dari
pilihan – HIDUP adalah masalah yang sulit dan rumit! Semua yang tercipta di
kehidupan berkembang dan tumbuh, manusia ditempa untuk mengambil sikap,
mengasah kearifan keputusan-keputusan yang diambil, agar semua menjadi “BAIK”.
Mati – saya tidak tau apa yang akan terjadi.
Atas nama keimanan- saya terima cerita alam barzah dan hari
pembalasan. Ada surga ada neraka. Selamanya? Artinya didunia buruk maka akan
masuk neraka selamanya? Didunia suci
maka surga balasanya , selamanya?
MUDAH BUKAN? Tak ada
pilihan pembenahan, tidak juga pembelajaran.
MATI tidak lebih tinggi tingkatannya dari hidup,
konsekwensinya begitu sederhana dan MUDAH.
Maaf! Sungguh! MATI bukan urusan kita, sesungguhnya kita
tidak tau!
HIDUP adalah lah urusan saya saat ini! karna itu yang dimiliki dan diberi.
Jalani HIDUP sebaik mungkin, BAIK dalam artian diri
masing-masing, bukan dalam artian yang dimiliki orang, yang digariskan
masyarakat.
Jangan pedulikan DOGMA!
Bagaimana kalau tidak ada Surga atau Neraka?
Jalani saja sebaik mungkin! demi HIDUP itu sendiri, bukan demi SURGA juga bukan demi NERAKA
No comments:
Post a Comment